Jeritan Hati
Dag dig dug... jeritan suara hati seseorang yang
bersosok hitam putih yang sedang diuji proposalnya. Peluh – peluh keringat
dingin membasahi dahi serta getaran – getaran halus mengiringi setiap pegangan
pada kertas berisikan tinta hitam.
Rasa cemas mengisi setiap jawaban yang ingin
disampaikan kepada sang penguji. Berusaha tetap tenang dan santai dalam setiap
sesi tanya jawab. Itulah yang dialami setiap mahasiswa – mahasiswi yang akan
melaksanakan seminar proposal.
Canda, tawa, gugup, gemetar menyertai hati seseorang
bersosok hitam putih dan para audiences yang berada di ruang seminar proposal.
Semua mengharapkan yang terbaik pada ujian seminar proposal ini.
Layaknya seseorang yang duduk dibelakang sebagai
audience diketahui bernama Ester Mayer Hasibuan.
Ia sembari merasa gundah apabila ia berada pada
posisi tepat di depan para penguji dan menjadi sesosok yang mengenakan pakaian
hitam putih serta mulai berbual – bual menjelaskan satu persatu power point
yang telah ia rangkai sedemikian menarik nya.
Kecemasan tersebut mengusik jiwanya dan melanda
pikirannya. Setiap pertanyaan timbul dalam benaknya.
“Apakah aku dapat melalui semua ini kelak ?”
Dan masih banyak pertanyaan yang menyelimuti
pikirannya. Tetapi, Ester tetap mencoba untuk tenang dan menjalani semua dengan
optimis.