Rabu, 16 November 2016

autobiografi about Ester Mayer



Jeritan Hati

Dag dig dug... jeritan suara hati seseorang yang bersosok hitam putih yang sedang diuji proposalnya. Peluh – peluh keringat dingin membasahi dahi serta getaran – getaran halus mengiringi setiap pegangan pada kertas berisikan tinta hitam.

 Rasa cemas mengisi setiap jawaban yang ingin disampaikan kepada sang penguji. Berusaha tetap tenang dan santai dalam setiap sesi tanya jawab. Itulah yang dialami setiap mahasiswa – mahasiswi yang akan melaksanakan seminar proposal.

Canda, tawa, gugup, gemetar menyertai hati seseorang bersosok hitam putih dan para audiences yang berada di ruang seminar proposal. Semua mengharapkan yang terbaik pada ujian seminar proposal ini. 

Layaknya seseorang yang duduk dibelakang sebagai audience diketahui bernama Ester Mayer Hasibuan.  

Ia sembari merasa gundah apabila ia berada pada posisi tepat di depan para penguji dan menjadi sesosok yang mengenakan pakaian hitam putih serta mulai berbual – bual menjelaskan satu persatu power point yang telah ia rangkai sedemikian menarik nya.

Kecemasan tersebut mengusik jiwanya dan melanda pikirannya. Setiap pertanyaan timbul dalam benaknya.

“Apakah aku dapat melalui semua ini kelak ?”

Dan masih banyak pertanyaan yang menyelimuti pikirannya. Tetapi, Ester tetap mencoba untuk tenang dan menjalani semua dengan optimis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar