Kehidupan merupakan segelintir harapan dan asa. setiap
raga yang ada didunia ini memiliki banyak cara dalam mewujudkan impian, ada
yang berharap dari belas kasihan,berjuang tanpa pamrih dan ada pula
mengharapkan dari keberuntungan belaka.namun,saya percaya bahwasanya Tuhan
memberikan setiap sesuatu nya sesuai apa yang menurut Nya pantas yang
menerimanya. cerminan kehidupan di dunia bukan hanya sekedar dari apa yang kita
lihat antara sesama manusia.kali ini saya menceritakan sebuah pandangan hidup
yang tidak hasil dari pengamatan antar sesama manusia.saya memandang dari perspektif
yang berbeda dari sebuah air mineral.
Saya adalah orang yang tidak pernah mengenal kata
putus asa. setiap detik umur yang diberikan yang maha Kuasa merupakan suatu
anugrah.maka dari itu, saya ditiap hari nya tidak pernah berhenti bersyukur
atas kehidupan yang Ia beri kepada saya. walaupun,hidup yang saya jalani tidak
sesuai apa yang saya harapkan. perjuangan yang dihadapi tiap hari merupakan
jalan yang Tuhan berikan kepada saya agar saya bisa melewati dengan ikhlas dan
lapang dada.
Kadang kala didalam perjalanan saya mendapati
tantangan yang berbeda beda tingkat rintangan nya.dari yang membuat saya hampir
putus asa sampai membuat konflik dalam diri karena tidak mampu melewatinya.keoptimisan
dan jiwa legowo yang selalu diuji membuat saya kebal dengan keadaan yang
ada.jiwa yang kebal ini membuat karakter dalam diri saya menjadi wanita yang
keras dan mandiri.walaupun saya wanita yang tegar.terkadang saya ingin juga
melunakkan hati yang keras ini.efek dari kekerasan hati ini terkadang membuat
diri ini kecewa yang tidak tentu arah.dengan perlahan saya mencoba menterapi
hati dengan beribadah dan mengingat kedua orang tua.
Awal kehidupan saya dimulai dari terlahirnya hingga sekarang
adalah sebuah proses. proses yang sangat lah panjang.
ingatan saya yang diawali
dengan menatap dunia.dilahirkan oleh seseorang yang sangat special yaitu
ibu.dibesarkan dengan kasih sayang dan dirawat sepenuh hati.dimanja dengan
kehangatan hingga tak ingin melepaskan dari pendangan dikarenakan ketakutan
akan dunia luar.begitulah ibu,sesosok wanita yang sekarang selalu memberikan
semangat hingga kini.kecintaan ibu kepada anak nya yang selalu mengiringi tiap
langkah diriku.
Masa kecil ku
yang dikelilingi orang-orang yang baik dan sangat mengenal ku membuatku tidak
merasa sepi.walaupun dilingkungan ku memiliki perbedaan budaya dan agama.rasa
kasih sayang antar sesama dan kebersamaan mereka membuat diriku dan keluarga ku
nyaman. Serasa memiliki keluarga walaupun kami memiliki sanak saudara yang jauh
disana.sifat ku yang dahulu pendiam dan tidak banyak cerita terkadang membuat
mereka heran.dalam fikiran mereka,sifatku yang pendiam dan keras nya watak ku
adalah sifat turunan ayahku.
Ketika diriku beranjak remaja,sifat keras ku semakin
tegas dan berani untuk menentang apa yang tidak diriku suka. mempunyai hak
untuk berkata tidak kepada hal yang tidak diriku sukai.hal ini membuat diriku
jarang biasa
mengikuti saran dan mempertahankan pendapat yang menurutku benar.siapa pun
itu.terkadang rasa bersalah dan penyesalan dating ketika diriku menentang
pendapat ayah yang menurutnya benar.terlebih lebih emosi yang menyulut amarah
ku hingga aku sangat membenci ayah.jujur,diri tak bisa beramarah kepada
ibu.sebab,ibu yang selalu membela ku di situasi apapun.
Suatu ketika,jam menunjukan pukul 3 sore.akhir dari
hari dimana jadwal yang padat pada aktivitas kuliah.biasanya diriku langsung
pulang ke kos yang cukup jauh dari kampus.yah,sungguh melelah kan bagi
diriku,jauh dari orang tua.yang terbiasa dengan mereka .karena mengejar
kebahagiaan dan mencapai cita cita .diriku rela jauh dari mereka,terutama ibu
yang selalu ada disampingku.sebenarnya ini bukan yang pertama,dari diriku
menginjak bangku SMA diriku sudah berpisah dari mereka.
Pada hari itu,aku pergi ke danau yang tidak jauh dari kos ku.diriku
pergi seorang diri.sebab ingin menenangkan serta merefreshing kan fikiran dari
rutinitas kuliah yang semakin membeban di dalam benak ku.hitung hitung mencari
inspirasi untuk mendapatkan ide baru
untuk membuat tugas tugas yang masih tertumpuk yang masih tersisa.
kali ini saya tidak ingin
ditemani oleh siapapun. setiap manusia tentu memiliki waktu untuk menyendiri.
Sesampainya di
danau itu diriku melihat
keindahan yang Tuhan hamparkan dihadapan ku.
sepoi angin serta nyanyian
burung menghiasi suasana danau yang tenang itu.
sesekali hembusan angin
menciptakan ombak kecil yang mendebur di pinggir danau.
suatu hiburan yang Tuhan
suguhkan kepada ku yang membuat ku tenang dari beban fikiran.
sedari
aku menikmati pemandangan yang tersuguh. tak terasa kerongkongan ku merasakan
haus. dengan sigap diri ku mencari warung yang ada disekeliling danau. dan pada
akhirnya diriku menemukan warung yang tidak jauh dari pos penjaga danau. dengan
sigap diriku ambil dompet dan membeli air mineral dan sedikit cemilan untuk
dimakan di pinggir danau.
Selepas
diriku membeli air mineral dan snack. diriku mencari bangku untuk duduk untuk
melepas penat dan dahaga. Se dari dengan perasaan yang tenang.seteguk air
mineral membasahi kerongkongan ku. rasa haus dan perasaan lega terasa pada
diriku. ketika itu diriku belajar bahwa air adalah suatu penetral rasa haus dan
dahaga. air mineral adalah air yang dapat menghilangkan rasa penat dan
menetralkan rasa panas. disana diriku belajar bahwa bersikap lah seperti air, yang
menyejukkan dan menetralkan amarah. setiap tegukan air, menciptakan kesejukan
setiap tenggorokan yang panas dan haus. begitu juga hati, jika amarah dan
gundah tiba, jadikan ibadah dan misi kita sebagai penawarnya. tidak seharusnya
diriku mengikuti amarah. sebab kelak itu akan menjadi tombak yang berbalik
dihadapan ku. dan dari air ini diriku belajar agar bisa mengendalikan amarah
dengan ibadah dan mengingat orangtua serta mencapai cita cita.
Keep writing
BalasHapus